Setelah melahirkan,
wanita umumnya berada dalam keadaan lemah, baik secara fisik maupun mental.
Melahirkan merupakan suatu momen
bersejarah bagi seorang ibu, terlebih lagi jika itu merupakan kelahiran pertama
baginya. Berbagai perasaan bercampur aduk, baik itu perasaan senang, bahagia,
sakit, sedih, dan sebagainya. Merasa sedih setelah persalinan merupakan hal
yang wajar. Tetapi jika rasa sedih ini dibiarkan, maka akan berkembang menjadi
depresi. Dalam dunia medis, depresi setelah melahirkan terbagi menjadi dua,
yaitu baby blues syndrome dan postpartum distress syndrome. Pada artikel
sebelumnya telah dibahas mengenai baby blues syndrome, dan pada kesempatan kali
ini akan dibahas mengenai penyakit postpartum distress syndrome.
Jika baby blues
syndrome terjadi dalam kurun waktu 2 minggu pasca melahirkan, maka penyakit
postpartum distress syndrome terjadi lebih lama, yaitu antara kurun waktu satu
bulan hingga satu tahun setelah melahirkan. Gejala dari penyakit postpartum
distress syndrome sama dengan gejala baby blues, tetapi lebih lama, lebih
sering, lebih hebat, dan lebih berat. Jika tidak ditangani secara segera,
gejala penyakit postpartum distress syndrome dapat berkembang menjadi penyakit
gangguan kejiwaan yang memerlukan bantuan psikiater untuk menyembuhkannya.
Terdapat tiga level
gejala postpartum distress syndrome, yaitu :
1. Baby blues syndrome
Baby blue syndrome
adalah gejala postpartum distress syndrome yang paling ringan. Gejala dan tanda
- tanda dari baby blues syndrome hanya berlangsung selama beberapa hari sampai
1 - 2 minggu setelah melahirkan. Tanda - tanda dan gejalanya meliputi :
- Mood
swing
- Gelisah
- Sedih
- Mudah
marah
- Merasa
Kewalahan
- Menangis
- Menurunnya
konsentrasi
- Sulit
tidur
2. Gejala depresi postpartum
Jika baby blues
syndrome tidak segera ditangani, hal tersebut dapat berubah menjadi depresi
postpartum. Umumnya, gejala dan tanda - tandanya mirip dengan gejala baby
blues, namun lebih intens dan berlangsung lama, serta dapat mengganggu anda
dalam merawat bayi dan aktivitas lainnya. Gejala biasanya muncul dalam beberapa
minggu pasca persalinan, dan berlangsung hingga 6 bulan setelah melahirkan.
Gejala depresi postpartum adalah sebagai berikut :
- Depresi
atau mood swing yang serius.
- Kesulitan
terhubung dengan bayi anda.
- Terisolasi
dari keluarga dan teman - teman.
- Kehilangan
nafsu makan.
- Kelainan
tidur.
- Menangis
berlebihan.
- Sangat
mudah marah.
- Selalu
merasa bahwa anda bukan ibu yang baik.
- Kegelisahan
yang serius.
- Mencoba
menyakiti bayi anda.
- Mencoba
bunuh diri
3. Psikosis postpartum
Psikosis postpartum
merupakan tahap akhir dari postpartum distress disorder. Tanda - tanda dan
gejala dari psikosis postpartum berlangsung lebih lama dan lebih serius, yaitu
:
- Kebingungan
dan disorientasi.
- Pikiran
obsesif terhadap bayi anda.
- Halusinasi
dan delusi.
- Gangguan
tidur.
- Paranoid.
- Mencoba
menyakiti diri sendiri atau bayi anda.
Berikut ini merupakan
beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengatasi dan mencegah penyakit
postpartum distress syndrome, yaitu :
- Kenali
risiko anda. Penyakit postpartum distress syndrome tidak pandang bulu. Semua
perempuan yang hamil dan melahirkan memiliki risiko yang sama. Kurangnya
kehidupan social yang sehat, kurangnya dukungan dari orang sekitar, riwayat
depresi pribadi, dan berbagai stress lainnya dapat meningkatkan risiko anda.
- Usahakan
tidur yang cukup.
- Carilah
dukungan social.
- Tetap
terhidrasi.
- Tambahkan
asupan protein.
- Rutin
berolahraga.
- Tambahkan asupan minyak ikan.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: